Sejumlah warga menggunakan perahunya untuk mengangkut tanaman enceng gondok = (Eichhornia crassipes) yang dikumpulkan dari Danau Rawa Pening di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (20/9). Enceng gondok basah yang berharga Rp10.000 per 50 kilogram tersebut dipasok sebagai bahan pembuatan kerajinan ke sejumlah sentra kerajinan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra. |
Rawapeningkita - Enceng gondok (Eichhornia crassipes) yang menutupi permukaan
air di Danau Rawa Pning, Kabupaten Semarang, akan dimanfaatkan untuk
membuat wood pellet, sebagai salah satu sumber energi baru. Saat peluncuran program Pembangunan Pariwisata Kabupaten Semarang dengan Menyelamatkan Sumber Air Danau Rawa Pening, di Agrowisata pabrik PT Sido Muncul, Senin (19/12/2016), Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyampakainkan corporate social responsibility (CSR), PT Sido Muncul tengah melakukan penelitian pemanfaatan tumbuhan eceng gondok menjadi sumber energi baru padat berbentuk "pellet" pengganti minyak dan gas. "Selama lima tahun ini, kebutuhan energi (bahan bakar, red.) memakai limbah jamu 50 persen dan gas 50 persen. Wood pellet diolah dari ampas limbah padat jamu. Ternyata, dari eceng gondok juga bisa," katanya. Meski demikian, Irwan mengakui perlunya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak untuk mendorong masyarakat sekitar Danau Rawa Pening mampu memproduksi eceng gondok menjadi "pellet" bahan bakar. Jadi, kata dia, warga yang tinggal di sekitar danau yang terkenal dengan legenda Baruklinting itu bisa memproduksi "pellet" eceng gondok yang nantinya akan dibeli oleh kalangan industri. "Pemanfaatan eceng gondok untuk pellet bahan bakar ini diharapkan mampu mengurangi pertumbuhan tanaman itu, khususnya di Danau Rawa Pening menjadi sumber energi baru yang bermanfaat," katanya. Penelitian Enceng Gondok Sebelum ini, pemanfaatan enceng gondok sebagai sumber energi ini pernah diteliti Suharmadi Sanjaya, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada 2012 lalu. Suhardi menemukan teknologi yang bisa mengubah eceng gondok menjadi tenaga pembangkit listrik. Bersama rekannya di Amerika, Belanda serta Afrika, pihaknya bersama tim di ITS dengan bantuan rekan dari luar negeri membuat penelitian dan pengujian mengenai manfaat tanaman enceng gondok. Menurut Suharmadi dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Indonesia memiliki potensi eceng gondok yang banyak, sebab hasil pantauan udara ada sebanyak 840 danau besar dengan luas rata-rata di atas 30 km2, dan 735 danau kecil yang banyak ditumbuhi tanaman itu. Menurut dia, 15 danau besar memerlukan revitalisasi mendesak karena banyak dipenuhi oleh eceng gondok, di antaranya Danau Toba, Danau Maninjau, serta Danau Tempe. Suharmadi menganalogikan, proyek mengubah limbah menjadi tenaga listrik pada danau besar diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar dengan dibangunnya pabrik bata, pupuk, air kemasan dan sebagainya. Ia menyebutkan satu danau besar diperkirakan dapat menyerap 30.000 orang tenaga kerja, dengan satu danau bisa dibuat tiga pembangkit listrik, dan satu pembangkit bisa mencapai 5 Mega Watt (MW), dan satu MW bisa menyediakan listrik untuk 1.600 rumah. Sumber: tirto.id. |